Cerita wayang kulit itu banyak versinya, ada cerita pakem banyak pula cerita carangan. Berikut ini salah satu lakon carangan yang lebih disukai oleh penggemar wayang di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Gareng Gandrung oleh Ki Dalang Sikin Hadiwarsono, dari Cinyawang Patimuan Cilacap.
Dimulai dengan jejer di negeri Amarta. Prabu Yudistira dan para Pandawa menghadap serta Patih Handaka Ganggeng. Membahas kondisi negara serta ada satu hal khusus yaitu Gareng yang menjadi Penganten baru beberapa bulan belum menghadap ke Astina.
Datang Pandita Durna yang membicarakan bahwa Perang Baratayuda bisa dibatalkan dengan syarat Gareng dipisahkan dengan istrinya yang bernama Siti Warnindah untuk diminta menjadi istri Lesmana Mandrakumara, Putra Mahkota Astina. Para Pandawa setuju, kecuali Nakula.
Nakula menentang hal tak logis tersebut bahkan mengata-katai Pendita Durna bahwa dia adalah Pendita tak beradab.
Aswatama yang berada di luar mendengar kata-kata Nakula merasa tersinggung kemudian masuk dan menarik Nakula keluar. Kemudian paseban dibubarkan.
Di luar, para Kurawa yang mengawal Durna bersiap diri agar misinya sukses.
Terjadi perang tanding, Aswatama melawan Nakula, Aswatama tidak mampu mengimbangi Nakula, lalu mundur.
Maju Dursala, dihadapi oleh Gatotkaca, Dursala kalah dan mundur.
Kurawa yang tersisa dapat ditanggulangi oleh Antareja.
Bahkan Durna dipermainkan oleh Antasena yang sakti.Akhirnya Durna minta bantuan pada Werkudara agar menghukum anak-anaknya.
Gatotkaca melihat ayahnya maju, kemudian terbang ke angkasa. Antareja demikian pula, masuk ke dalam bumi. Sementara Antasena yang “angkatan laut” kena hajar dari ayahnya. Walau jelas tidak apa-apa.
Antareja membantu Antasena dengan mengambil celah ketika Bima lengah, diangkat dan dileparkan jauh-jauh.
Werkudara terlempar bahkan menimpa tubuh Durna.
Adegan berpindah ke Pertapan Tangkuban Sela. Begawan Sidik Purnama dihadap cantrik-cantriknya membicarakan padepokannya yang sedang berbahagia karena cucunya Siti Warnindah baru menikah dengan GarengDatang Bima mengutarakan maksudnya akan memboyong Siti Warnindah ke Astina.
Sementara Gareng dan istrinya sedang becengkerama dan bersenang-senang dengan istrinya.
Datang Bima yang akan meminta istri gareng, karena keberatan Gareng dihajar oleh Werkudara.Anoman datang untuk membantu Gareng agar selamat dari amukan Bima.
Sementara Gareng bisa lari dari kejaran Werkudara….masuk sesi Gara-gara.
Kemudian Karengkedempel kedatangan Wisanggeni dan Antasena membicarakan tentang keselamatan Gareng. Akhirnya disepakati Wisanggeni yang akan menghadapi Werkudara.
Sementara itu Petruk dan Bawor bertemu dengan Buta yang akan meminta istri gareng juga. Raksasa berhasil dihadapi dan menyimpang laku.
Di Astina, Lesmana merengek agar cepat menjadi pengantin, kalo tidak dia akan bunuh diri. Hal ini membuat Duryudana pingsan.
Gareng yang sedang dikejar Bima bertemu dengan Wisanggeni.
Wisanggeni menyadarkan Werkudara akan ke-alpaanya.
Werkudara berbalik sekarang mengusir para kurawa
Perang sampak Werkudara menghajar Aswatama.
Tayungan…
Tancep kayon…
Untuk lengkapnya bisa disaksikan di DVD wayang dibawah ini.
Bisa dibeli di penjual CD terdekat atau pesan ke HANS atau SUGENG
Catatan:
Untuk lakon ini sebenarna sudah cukup bagus. Mengangkat cerita yang merakyat dimana abdi semacam punakawan pun punya peran. Namun untuk alur cerita ada yang terputus dimana Raksasa yang bertemu Bawor dan Petruk tadi “menghilang” tidak ada kelanjutannya.
Gareng ketika bertemu Wisanggeni juga akan lebih dramatis andaikan Gareng dirubah menjadi tokoh sakti yang akan mengamuk ke Bima dan lalu Kurawa. Kemudian Bima yang membersihkan kurawa yang tidak terima.
Untuk Dalang sendiri, cukup bagus. Ki Sikin biasanya membatasi sesi hiburan demi “netes”-nya cerita. Di DVD ini bahkan tak ada limbukan. Dan itupun masih aca cerita yang hilang. Mungkin dalang sekarang perlu pintar-pintar membawakan lakon sehingga tak ada rantai cerita yang putus namun tetap menghibur
apik kiye lakone !
apik maning nek nonton
Janen kohlah