Setelah Gatutkaca luka parah terkena Senjata Oyod Bayu Ura, kemudian dia dibawa oleh Anoman ke Karang Kadempel. Wayang kemudian masuk ke segmen Gara-gara.
Seperti biasa segmen Gara-gara ini di isi dengan hiburan berupa lagu-lagu campursari, tarian lengger dan juga lawakan. 7 dari 9 sinden berdiri, nembang dan menari. Lagu berikutnya tarian lengger oleh dua sindennya.
Ada juga dagelan oleh dua orang bintang tamu. Selain melawak mereka juga ikut mengiringi lagu-lagu yang ada. Cukup menghibur, meskipun bagi saya sendiri nggak, karena saya tujuannya nonton wayang bukan menonton lawak.
Setelah gara-gara berakhir, kembali masuk ke jalan cerita.
Tubuh Gatutkaca dibawa Anoman ke hadapan Semar. Oleh Semar Gatutkaca di masukkan ke dalam kuncungnya. Kemudian dia naik ke Kayangan Petungliung, menemui Sang Hyang Wenang, yang merupakan bapak dari Semar sendiri.
Semar melaporkan kelakuan Batara Guru kepada Sang Hyang Wenang. Sang Hyang Wenang lalu menyembuhkan Gatutkaca, sekaligus merasuk ke tubuh Gatutkaca untuk memberikan pelakaran kepada Hyang Guru.
Gatutkaca ditemani Semar melabrak Kayangan Jonggring Salaka, menjebol Selamatangkep (gerbang kayangan).
Para Dewa berusaha menghadang Gatutkaca, Batara Brama dapat dikalahkan dengan mudah.
Batara Yamadipati juga bisa dilibas Gatutkaca.
Sampailah Gatutkaca bertemu dengan Hyang Guru. Guru menantang Gatutkaca, kalo dia kuat disembah 3 kali maka akan dijadikan Raja Kayangan. Ternyata Gatutkaca yang sudah dirasuki Hyang Wenang tenang-tenang saja mengahdapi tantangan tersebut, bahkan ketika membalas menyembah Guru 3 kali, Guru lah yang terjungkal.
Kemudian Hyang Wenang keluar dari tubuh Gatutkaca, lalu menasehati Hyang Guru.
Akhirnya BAtara Guru menepati janjinya, menjadikan Gatutkaca menjadi Raja Kayangan, bergelar Prabu Anom Guru Putra. Gatutkaca berganti busana kerajaan.
Para dewa lalu memberikan penghormatan kepada Raja baru Kayangan Jonggringsalaka ini.
Dan pentas berakhir alias Tancep Kayon.
Review :
Durasi wayang yang pendek membuat jalan cerita banyak yang hilang. Memang tren jaman sekarang lebih banyak penonton yang menonton “trik dalang” dan “campursari” dan segi hiburan lain, sedangkan jalan cerita diabaikan. Misal dalam lakon ini, seharusnya ada peran Nagabaginda yang lebih, tidak cuma gelar pasukan setelah jejer pertama. Kalo dari kisah yang saya baca, Nagabaginda adalah jelmaan Antareja yang ikut mengacaukan para Dewa dan lalu jadi alasan Gatutkaca untuk mendapat hadiah, setelah berhasil menyingkirkan gangguan. Yang kurang lagi adalah hilangnya Tayungan dan perang Brubuh, kalo di Kayangan biasanya dilakukan oleh Batara Bayu. Namun setidaknya seni tradisional ini masih cukup digemari.
Leave a Reply