
Ki Sugino Siswocarito adalah THE MOST FAMOUS DALANG IN GAGRAG BANYUMAS, pembawa genre sendiri untuk wayang a la Banyumasan yang menjadi trendsetter hampir semua dalang lokal yaitu Ki Sugino Siswocarito alias Dalang Gino. Dan gaya mendalang beliau banyak disebut sebagai Wayang Ginoan.
Dalang Gino yang asalnya dari Notog ketika itu sudah berumur 76 tahun. Mendalang sejak umur 20 tahun yang artinya sudah 50 tahun menjadi dalang…dan masih aktif sampai ssat itu… Luar biasa, mengingat mendalang itu membutuhkan kekuatan prima, duduk dari malam sampai pagi tanpa beranjak. Dan sebulan kemudian setelah saya menonton pentas ini beliau meninggal dunia.
Beliau selain laris ditanggap juga banyak membuat rekaman kaset wayang yang dulu rutin diputar oleh radio-radio di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Pak Gino juga membuat genre sendiri untuk wayang Gagrag Banyumas. Ada pengembangan dibandingkan dengan gagarag Banyumas asali seperti yang dibawa Ki Sugito Purbocarito (ayah Mayangsari). Di wilayah eks Karesidenan Banyumas, dalang Gino yang mengawali permaian lampu dan suara efek bahkan penggunaan drum dan cymbal.
Tampak dalang, niaga, sinden dan simpingan wayang, klasikan.
Wayang milik dalang Gino dahulu sepertinya mirip wayang gagrag Yogya. Tapi sekarang menggunakan style Solo..
Lakon kali ini menceritakan tentang perjodohan raden Gatotkaca dengan dewi Pergiwa. Perjodohan ini mendapat halangan dari kubu astina yang menginginkan untuk melamar dewi Pergiwa untuk raden Lesmana puta mahkota Astina. Karena tidak tahu nama lakonnya saya sebut saja ARJUNA GALAU Kok galau?
Ketika Arjuna menunggu lamaran dari kakaknya, Bima (ayah Gatutkaca) datang utusan Astina dengan membawa surat dari Banowati, permaisuri Duryudana yang merupakan selingkuhan Arjuna. Isi surat menyebutkan bahwa dewi Pergiwa adalah anak mereka (Arjuna + Banowati), alias anak hasil perselingkuhan.
Sedangkan Lesmana aslinya adalah anak Jin.Kisahnya, ketika Banowati melahirkan, bayinya perempuan yang mirip Arjuna. Untuk menyamarkan jejak bayi perempuan ini dikasihkan ke salah satu istri Arjuna yang kebetulan baru melahirkan. Kresna mengambil anak jin lalu disulap jadi bayi laki-laki dan dianggap sebagai anak Duryudana… jahat sekali ternyata Pandawa itu.
Tentang cerita wayangnya mayoritas penonton tidak perduli. Mereka berkumpul di belakang niaga sambil melihat-lihat sindennya.. hehehehe 😆
Apalagi ketika gara-gara, makin banyaklah yang menonton.
Sinden muda tampil menyanyikan lagu dangdut yang sedang populer.
Sinden primadona tidak mau kalah. Ada juga sinden yang manri lengger.
Penontonnya banyak, penuh sesak di belakang panggung.
Yang di depan kelir cuma beberapa. Termasuk saya lho… 😯
Setelah Gara-gara usai, cerita wayang dilanjutkan dengan singkat padat dan kurang jelas. Intinya masalah dapat diatasi, Gatutkaca akhirnya menikah dengan Pergiwa.
Secara keseluruhan, sepanjang pengalaman saya menonton dalang Gino, yang menonjol dari dia adalah inovasi progresifnya. Menjadikan pertunjukkan wayang lebih mengibur, termasuk adanya sinden yang berjoged di daerah Banyumas dulu dia yang mengawali. Dari segi gaya mendalang, sabetan-sabetannya tidaklah terlalu istimewa. Apalagi ditambah dengan umur beliau yang sudah hampir 80 tahun. Namun bagaimanapun dia termasuk dalang yang laris.
Leave a Reply