
Pentas Hari Wayang Dunia tanggal 7-8 November kemarin, memang spaktakuler. Menampilkan dalang-dalang nomor wahid di Indonesia seperti Ki Manteb Sudarsono, Ki Purbo Asmoro, Ki Sigid Arianto, Ki MPP Bayu Aji dan sebgainya. Selain itu menampilan dalang-dalang cilik dan remaja juga wayang lain selain Wayang Purwa. Salah satu yang tampil di Stage Utama adalah Wayang Gedog Ki Bambang Suwarno, S.Kar, dosen ISI Surakarta.

Wayang gedog ini cukup unik, karena wujudnya tetap seperti Wayang Purwa, namun dengan pakaian yang berbeda. Ciri paling khas adalah semua wayang berpakain Rapekan dan banyak yang menggunakan topi Tekes yang mirip blangkon, kecuali wayang perempuan. Tidak kita dapati wayang berkain bokongan atau jangkahan, semua rapekan. Dalam pentas ini juga seorang raja tidak mengenakan Mekutha namun Gelung Keling, mirip wayang Drupada ji wayang Purwa. Tokoh antagonis tidak berupa raksasa namun orang seberang. Wayangnya bisa dibilang bentuk lain dari wayang Purwa, misalnya Panji Asmara Bangun mirip Arjuna, Panji Kartala mirip Bima (lengkap dengan kain poleng, gelang candrakirana dan kuku pancanaka)
Sulukan dan gendingnya juga sedikit beda dengan wayang purwa. Yang jelas pentas malam itu menyajikan lakon yang menarik. Aksi Pak Bambang dalam mendalang juga luar biasa.

Adapun sinopsis dari lakon Jaka Penjaring adalah sebagi berikut:
Jaka Penjaring adalah penyamaran dari Panji sebagai anak angkat Mbok Randha Sebandhil dari Dedersinumpit. Jaka Penjaring yang buruk rupa bermaksud untuk mempersunting Candrakirana/Sekartaji putri Kediri, namun mendapat tantangan dari raja Ngatasangin Prabu Klana Mandraspati. Pada akhirnya raja Kediri mengadakan sayembara, siapa yang dapat mengalahkan gajah putih kendaraan Dewi Candrakirana, berhak menikah dengan putri Kediri tersebut. Jaka Penjaring berhasil mengalahkan gajah putih yang ternyata adalah penjelmaan dari Raden Kartala, kakak Panji. Kemudian Raden Gunungsari melaporkan bahwa Candrakirana diculik oleh Mandraspati, dan akhirnya dapat diselamatkan oleh Penjaring dan Mbok Randha, yang kemudian kembali ke wujud aslinya sebagai Panji dan Pandita Rara Kilisuci
Sumber : Rudy Wiratama Partohardono
Dalang wayang gedog bisa dibilang hanya sedikit, maestronya salah satunya Ki Bambang Suwarno, S.Kar. Namun sekarang beliau punya murid diantaranya Ki Rudy Wiratama dan Ki Suluh
Leave a Reply