

Prabu Jaka adalah Gatotkaca ketika menjadi Raja di Khayangan Suralaya, sesuai janji Batara Guru ketika Gatotkaca bayi (Tetuka) berhasil mengalahkan Kala Pracona dan Sekipu yang menggancam Khayangan. Sebuatan Prabu Jaka adalah menurut versi Yogyakarata. Wujud wayannya juga mengacu ke wayang Jogja hanya dibuat dengan standar wayang Solo, sebut saja Crossover. Nama lainnya adalah Prabu Sumilih. Wayangnya bisa menggunakan wayang Prabu Danaraja gagah, atau Gandabayu (Wayang gagah, mengenakan praba dan topong). Ada juga yang mengkreasikan wayang tersendiri, yaitu dengan model Bomanarakasura (Praba-mekutha) dengan muka lebih menunduk dan mengenakan kotang Antrakusuma bergambar bintang di dada. Ada juga kreasi lain dengan model Bomanarakasura namun ditambah gelung seperti wayang Jawa Timuran.

Buta punggawa atau patih srambahan. Ide dari wayang Ki Sikin Hadiwarsono yang menggunakan mata kedondongan besar untuk wayang raksasa.

Anak Sengkuni yang muncul di lakon Jumenengan Parikesit, ide dari pentas Ki Enthus Susmono

Seorang pertapa urakan yang aslinya adalah Gatotkaca yang menyamar. Ide dari wayang Sidolamong gagrag Yogyakarta dengan tanpa mulut gusen namun diganti salitan. Umumnya Sidolamong menggunakan wayang Rajamala karena tidak dibuat wayang khususnya.

Ide sendiri tahun 1997, membayangkan Eyang Antasena punya wujud yang mirip dengan Antasena namun menggunakan pakaian dewa.

Ide dari Antareja Yogya, namun di-Solo-kan, alias Cross-over. Bisa digunakan ketika lakon Antareja Dadi Ratu mengalahkan Naga Baginda. Menurut cerita lakon ini setelah Antareja Mbalela, dimana kemudian Antareja juga menjadi Ratu setelah mengalahkan Naga Baginda yang menyerang Suralaya.

Sengkuni yang berpakaian mewah. Logis saja, karena merupakan Patih negara Kaya Raya, tidak aneh jika patihnya, menggunakan pakaian mewah. Sudah pernah dikreasikan di SINI ini adalah versi revisi.

Sri Suwela adalah Arimbi yang menyamar menjadi pria, dan melamar Werkudara. Ide dari wayang Sri Suwela gagrak Yogyakarta.

Kresnayana adalah adipati Dwarawati era Parikesit. Cucu Kresna dengan bapak Setyaka. Di era itu semua negara menyatu di bawah panj Astina atau Yawastina, sehingga rajanya menjadi Adipati atau raja negara bagian. Ide dari Ki enthus yang menggunakan wayang semacam ini sebagai Harya Dwara, patih Astina yang merupakan anak Samba. Pernah dibuat di SINI namun dengan hasil seadanya, ini adalah revisinya

Dwara adalah patih Astina jaman Parikesit. Menurut Buku Ensiklopedi Wayang Purwa karya R. Rio Sudibyoprono, Dwara adalah putra Samba dengan Dewi Sugatawati. Cakrik lain menggunakan wayang Samba, atau Samba namun rapekan, atau di Buku Wayang menggunakan wayang bermuka kedhelen, menunduk dan gelung Gembel.

Pertama kali melihat wayang ini digunakan ki Manteb Sudarsono. Sekarang model kain semacam ini banyak menjadi pilihan kreasi untuk wayang-wayang lain

Adipati Pancala era Parikesit, anak dari Pancawala yang merupakan cucu Puntadewa. Revisi dari yang pernah dibuat di SINI

Adipati Amarta era Parikesit, anak dari Drestajumena

Bambangan namun bermuka telengan, tanpa kumis dan jenggot. Digunakan untuk srambahan atau lakon carangan sebagai cucu Bima sewaktu masih remaja misalnya. Contohnya lakon Aji Candrawirayang, dapat digunakan sebagai Jayasumpena remaja. Karena merupakan cucu pertapa dan tinggal di pertapaan maka menggunakan pakaian sederhana serta memakai sampir.

Bambangan rai telengan versi lain. Ada juga yang menyebut sebagai Jaka Tetuka, alias Gatotkaca sewaktu masih remaja. Bisa juga digunakan sebagai cucu Bima sewaktu remaja. Contohnya di lakon Aji Candrawiryang, bisa digunakan sebagai Suryakaca remaja. Cucu raja dan tinggal di kerajaan Petaperlaya maka menggunakan pakaian yang mewah.

Ide dari Betahri Durga kreasi Ki Sugino Siswocarito, dengan model burung merak yang berbeda dan menggunajan Garuda Mungkur, versi lain ada di SINI
Terkait
- Wayang Kreasi Digital (47) Wayang Rai Bagong
- Wayang Kreasi Digital (45)
- Wayang Kreasi Digital (44) – Bokongan Lemu
- Wayang Kreasi Digital (43) – Putra Ngalengka
- Wayang Kreasi Digital (42) – Bukan Grafis
- Wayang Kreasi Digital (39) Katongan – Bambangan
- Wayang Kreasi Digital (38) Grafis karya : Apryan
- Wayang Kreasi Digital (37) Kliping Wayang Jaman Bocah
- Bagian-Bagian Tubuh Dan Pakaian Wayang
- Wayang Kreasi Digital (36)
- Wayang Kreasi Digital (35) – Inspirasi Dari Wayang Ki Sugino Siswocarito
- Wayang Kreasi Digital (34)
- Wayang Kreasi Digital (33)
- Wayang Kreasi Digital (31)
- Wayang Kreasi Digital (32)
- Wayang Kreasi Digital (30)
- Wayang Kreasi Digital (29) – Bokongan Lanyap
- Wayang Kreasi Digital (28) – Prengesan
- Wayang Kreasi Digital (27)
- Wayang Kreasi Digital (26)
Leave a Reply