Wayang Kreasi Digital (6) – Wayang Blak Werkudara

Wayang Werkudara (termasuk Bratasena) untuk wayang satu set yang masih Standar, tergolong wayang paling tinggi. Bahkan lebih tinggi daripada buta raton. Cara mengukur wayang adalah dari kaki ke pundak. Nah di simpingan terihat jelas di sisi kanan Werkudara beberapa wanda menempati posisi paling ujung. Wayang lain yang tingginya hampir sama adalah : Ramabargawa, Batara Bayu dan Tuguwasesa (Werkudara ratu). Nah dari beberapa wayang yang ada (lintas gagrak) sebenarnya ada wayang yang menggunakan Blak Werkudara (Blak : master atau paltform), jadi wayangnya tergolong tinggi diantaranya

Jayapusaka
Jayapusaka

Jayapusaka sebenarnya nama lain Tuguwasesa, biasanya memakai Praba, yang ini dibuat tanpa praba agar lebih langsing, karena aslinya sudah tinggi besar, cukup dengan Mahkota sudah menandakan seorang raja. Jayapusaka adalah ketika Werkudara menjadi Raja Gilingwesi.

Bayu a la Jogja
Batara Bayu

Batara bayu standar memakai baju atau jubah, kali ini dibuat berpakai seperti satria, hanya ditambah sepatu dan Sampir. Inspirasi dari wayang Gaya Jogja dimana para dewa tidak semua memakai baju/jubah. Karena sekarang banyak wayang yang Cross-over lintas gagrak.

Dandunwacana Jamang
Dandunwacana

Dandunwacana adalah raja jin hutan Jodipati sebelum dibabad oleh Pandawa, dan kemudian menitis ke Werkudara. Banyak dalang (termasuk Ki Manteb Sudarsono) yang menggunakan wayang Werkudara sebagai Dandunwacana, sementara Werkudara yang masih muda memakai Bratasena. Blak werkudara dengan dirubah kain dan celananya serta aksesorisnya. Mukanya menggunakan salitan-gusen.

Dandunwacana Yaksa jamang
Dandunwacana Yaksa

Masih Dandunwacana, namun kali ini menggunakan muka Yaksa, banyak yang berpendapat Jin penguasa Hutan Wisamarta itu berujud Yaksa sehingga dibuat kelima Jin berwajah Yaksa, namun ada juga yang berwajah baik (seperti di atas), seperti halanya versi Jogja

Pulasiyo
Pulasiyo

Wayang ini juga sering tampak di simpingan standar, mirip werkudara temasuk kain polengnya (kotak-kotak) namun dengan wajah Yaksa dan kulit warna putih. Pulasiyo menurut kabar adalah ari-ari Anoman. Untuk membedakan dengan Dandunwacana Yaksa, adalah pada kain dan warna kulit, Dandunwacan warna emas/prada, sedangkan Pulasiyo berkulit warna putih serta memakai sampir

Sri Genduyu
Sri Genduyu

Insirasi dari wayang Jogja, Tokoh ini muncul sejaman dengan Sri Mahapunggung. Dalang Banyumas ki Tarjono pernah mementaskan lakon dengan tokoh Sri Genduyu, namun menggunakan wayang Pulasiyo.

Bimakurda
Bimakurda

Bimakurda muncul di lakon Kuntulwilaten, dalang Cilacap pernah memainkannya menggunakan Wayang Buta Raton. Gagrak jogja mempunyai wayang tersendiri untuk tokoh ini.

Jarasanda
Jarasanda

Tokoh ini muncul di lakon Sesaji Raja Suya, banyak versi mengenai Jarasanda ini bisa dibaca di SINI. Nah yang ini inspirasi dari wayang Klatenan, Wayang gagah bermulut salitan-gusen.

Jin Citrasena
Srambahan/Jin Citrasena

Tokoh ini bisa jadi Srambahan, diantaranya Jin Citrasena. Ki Manteb pernah menggunakan Wayang Jagal Abilawa sebagai Jin Citrasena ini, bagaimana jika dibuat wayang khususnya.

Terkait

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*