Sarojakesuma manten, Kreasi : Sumanto Susilamadya |
Raden Sarojakusuma, sesungguhnya bukan putra kandung dari
Prabu Duryudana dan Dewi Banowati. Dia adalah putra Jim Srani, Sang Penunggu
Taman Maduganda Kasatriyan Madukara, yang bernasib mujur, sehingga diakui dan
dikasihi seorang Maharaja Hastina, bahkan diangkat sebagai putra mahkota.
Meskipun nandang gerah ewah, namun Sarojakusuma selalu kepama. Semua
permintaannya selalu dituruti, kesehariannya selalu berfoya foya, bergelimang
kemewahan bersama dengan para Kurawa, dibawah song song agung Prabu Duryudana.
Maka yang terbentuk adalah sifat malas, cengeng dan arogan ketika keinginan
tidak terpenuhi. Seorang berjiwa kerdil dalam wadag dewasa. Wedi rekasa, adoh
laku prihatin.
Naranurwinda |
Meski putra seorang maharaja, namun Wahyu Cakraningrat pun enggan
singgah ditubuhnya. Bahkan ketika hendak meminang para putri pun selalu gagal,
karena kalah bersaing dengan para ksatria lain. Hanya Dewi Nurwandini, putri
dari sang paman, Raden Naranurwinda, yang bersedia dinikahinya, karena nandang
gerah ewah juga. Dari pernikahan ini lahirlah Raden Dewakumara.
Dewakumara |
Bagi Raden
Sarojakusuma, Raden Abimanyu dianggap sebagai musuh utamanya. Maka tidak
mengherankan ketika Raden Abimanyu bermandi darah dalam kancah Perang
Baratayuda karena diranjab oleh para Kurawa, Sarojakusuma akan menghabisi musuh
utamanya ini dengan tikaman kerisnya. Namun malang, keris pusaka Raden
Abimanyu, Kyai Pulanggeni, lebih dahulu melesat, menancap erat di ulu hati
Raden Sarojakusuma dan gugurlah putra mahkota Hastina, terbakar dendam
keserakahan.
Ringkasan Lakon Banjaran Sarojakusuma, Paguyuban Dalang Muda Yogyakarta "Sukra Kasih", 2016