Tentang Wayang Kulit
Wayang bokongan umunya wayangnya langsing dan kecil, sedangkan wayang bokongan lemu atau besar yang paling dikenal dan ikonik serta sangat sering keluar di pentas wayang adalah Duryudana. Wayang ini ukurannya besar, lebih besar daripada wayang gagahan (Gatotkaca, Baladewa dsb). Ada juga wayang Kurupati (Duryudana muda) namun tidak terlalu sering keluar. Ada juga wayang Prabu Pratipa yang serupa Duryudana namun menggunakan topong, wayang sering juga wayang ini digunakan sebagai Duryudana (juga).
Berikut ini beberapa wayang lain yang tergolong bokongan lemu dan besar, ukurannya kurang lebih sama dengan gagahan atau sedikit lebih besar.
Basukunthi adalah Raja Mandura, bapak dari Kunthiboja. Wayang ini kurang lebih seukuran baladewa (kaki ke pundak). Bentuk seperti ini konon kabarnya ada di koleksi Keraton Surakarta, menurut informan yang sangat bisa dipercaya.
Kunthiboja adalah Raja Mandura setelah Basukunthi, bapak dari Kunthi, Basudewa, Ugrasena dan Arya Prabu Rukma. Wayang ini kurang lebih seukuran baladewa (kaki ke pundak). Bentuk seperti ini konon kabarnya ada di koleksi Keraton Surakarta, menurut informan yang sangat bisa dipercaya.
Harya Subala adalah keturunan Dursasana yang hidup di era Prabu Parikesit. Ada yang bilang anak Dursala (cucu Dursasana) ada juga yang mengatakan dia anak ragil Dursasana.
Wayang seterusnya adalah macam-macam Kurupati
remake dari Buku Hardjowirogo